Kamis, 14 Oktober 2010

Anak SD – Proklamasi

          Seorang anak kelas 3 SD sedang menangis ketika pulang sekolah. Pada saat itu dia pulang lebih awal, sehingga ayahnya keheranan.
Ayah : “Kenapa kamu nak?”
Anak : “Tadi saya ditanyain bu guru”
Ayah : “Gurumu nanya apa?”
Anak : “Siapa yang mananda tangani teks proklamasi”
Ayah : “Terus kamu jawab apa?”
Anak : “Saya jawab bukan saya yang melakukan. Tapi sama guru saya dimarahi, sampai disuruh pulang”
Ayah : “Sudah akui saja kamu yang melakukan, sekarang balik sana ke sekolah, mumpung masih pagi”
Akhirnya si anak kembali ke sekolah. Sampai di sekolah gurunya menanyakan lagi
Guru :”Gimana, sudah ketemu jawabannya?”
Anak :”Sudah bu”
Guru :”Siapa yang menandatangani?”
Anak : “Saya bu”
Guru:”Masa jawabannya kaya gitu. Pulang kamu sekarang”
Si anak pulang dengan kebingungan. Sesampai di rumah dia ketemu dengan ayahnya
Ayah : “Lho, kenapa pulang lagi?”
Anak : “Diusir lagi ayah”
Ayah : “Kenapa? kamu jawab apa?”
Anak :”Saya yang melakukan ayah”
Ayah :”Aneh guru ini, dijawab tidak melakukan salah, dijawab melakukan juga salah, ya udah kita sama-sama ke sekolah saja”.
       Akhirnya anak dan ayah sama-sama ke sekolah. Ketika menemui bu guru, sang ayah ngomong
Ayah :”Bu, maafkan jawaban anak saya tadi”.
Guru:”Iya, saya maafkan. Terus Bapak tahu jawabannya apa?”
Ayah :”Bu, waktu itu anak saya belum lahir. Jadi yang menandatangani saya bu”
Guru :”Lho, kok jawabannya begitu. Sudah pulang sana”
      Akhirnya ayah dan anak sama-sama pulang. Mereka berdua kebingungan. Sesampai di perjalanan mereka berdua ketemu dengan ketua RT. Ketua RT bertanya ,”Kenapa kalian kok pada bingung?”
Akhirnya sang ayah menceritakan semua peristiwanya.
        Mendengar itu semua sang ketua RT berkata ,”Sudahlah tenang aja, kalau urusan tanda tangan itu kan saya yang melakukan.”

Rabu, 13 Oktober 2010

Kebun Binatang



         Ada seorang sarjana dari Unpad. Dia mencoba membuat lamaran ke berbagai perusahaan. Dia sudah membuat 30 lamaran lebih, tapai hanya adala 10 yang memanggil. Itupun setelah test dia tidak lolos. Karena putus asa dia jalan-jalan di dekat kebun binatang ITB (maksudnya kebun binatang di sebelah ITB). Pada saat itu dia kelihatan stress, duduk sambil melamun. Seorang satpam menghampiri dia, dan menyakan apa sebabnya. Dia menjelaskan kesulitannya dalam mencari kerja. Sang satpam berkata ,”sudahlah dik, cari kerja di zaman ini memang susah, sabarlah.” Setelah mendapat nasehat dari satpam dia mengucapkan terima kasih dan akhirnya pergi. Besoknya dia kembali ke tempat semula, yaitu di depan kebun binatang ITB. Melihat anak yang kemarin kembali ke tempat semula, sang satpam menyapanya, “Gimana dik sudah bikin lamaran lagi?” “Belum pak.” “Ya sudah gimana kalau kamu kerja di sini saja, kebetulan gorila di sini sakit, jadi perlu ada pengganti ni.” “Maksud Bapak?” “Kalau kamu mau kamu akan didandani seperti gorila.” Pemuda itu berfikir sejenak dan akhirnya berkata “boleh pak, daripada tidak dapat kerja”. Setelah didandani seperti gorila , sang pemuda bertingkah seperti gorila, melompat kesana-sini. Pengunjung kebun binatang merasa terhibur melihat gorila yang satu ini. Suatu saat karena kurang hati-hati dalam melompat dia terjatuh ke kandang buaya. Melihat ada gorilla terjatuh buaya berusaha mendekat pelan-pelan. Sang gorilla berlari, tapi malang dia menemui jalan buntu. Sang buaya semakin lama semakin dekat. Sang gorilla badannya bergetar ketakutan. Ketika buaya sudah sangat dekat, buaya membuka mulutnya lebar-lebar, dari mulutnya terdengar suara “Tenang mas jangan khawatir, saya dari ITB kok”

Kisah Sopir yang Sial


          Ini adalah sebuah kisah nyata yang kualami, tahun 1997. Pada waktu itu partai di pemilu cuma ada 3, PDI, Golkar, dan PPP.
Saat itu saya naik angkot Sadang Serang - Caringin. Saya naik dari Cijerah menuju Dago, bertepatan dengan hari kampanye Golkar. Rupanya sopir angkot sudah memakai kaos warna kuning, alias kaos Golkar yang ada gambar beringinnya. Mungkin sopir ini berfikir kalau dia memakai kaos Golkar, pasti aman nyopirnya.
Waktu itu sebenarnya bertepatan dengan demo anak Unisba yang anti Golkar. Segala sesuatu yang berbau Golkar kalau lewat di depan Unisba akan dilempari batu oleh anak Unisba.
Sebelum angkot melalui depan Unisba, ada orang yang menghentikan angkot dan memberi tahu kejadian ini.
Sopir angkot bingung, ga tahu apa yang mesti dilakukan. Mau nurunin penumpang, terus dia balik arah takut rugi. Akhirnya sopir angkot ambil keputusan jenius, kaosnya dilepas. Ha ha ha, sopir angkot ga pake baju.

Hari Yang Indah



       Seorang kopral bersama jendral sedang mengadakan perjalanan. Mereka naik kereta api ekonomi. Kebetulan di hadapan mereka duduk dua orang perempuan, yang satu nenek, dan yang satunya lagi adalah cucunya yang muda dan cantik.
Rupanya si kopral dan si cantik saling jatuh cinta. Mereka mulai saling memandang.
Tidak berapa lama kereta api masuk ke dalam terowongan. Suasana jadi gelap gulita.
Tiba-tiba terdengar suara ciuman, tapi diikui oleh suara tamparan.
Setelah kereta keluar dari terowongan keempat orang punya fikiran masing-masing.
Si nenek berfikir, “ Saya tahu, cucuku lagi jatuh cinta sama tentara itu. Tapi kenapa waktu si tentara menciumnya dia malah nampar?”
Si cucu berfikir, “saya suka sama tentara itu, tapi sayang nenek saya keliahatannya ga suka. Jadi waktu tentara mencium saya nenek malah menampar”
Si jenderal berfikir, “ Tadi ada orang yang mencium gadis di depan saya ini. Tapi sayang gadis ini salah menampar orang. Jadi, aku yang kena tamparan”
Si kopral berkata dalam hati ,”Hari ini adalah hari yang indah. Saya bisa mencium gadis cantik sekaligus menampar jenderal saya.”